logo

Dashboard Sistem Pangan Indonesia

Sumber Data dan Metodologi

Latar Belakang Pengembangan Kerangka Konseptual

Kerangka DSPI digunakan untuk mendefinisikan dan mendeskripsikan sistem pangan dengan menyimpulkan penyebab, komponen, dan hasil dari sistem pangan. Kerangka ini menggambarkan tiga komponen pada sistem pangan – rantai pasokan pangan, ekosistem pangan, dan faktor individu – yang semuanya saling berkaitan. Kerangka juga menunjukkan bagaimana komponen tersebut berdampak terhadap pola makan dan ketangguhan pangan, dan tentunya nutrisi, kesehatan, mata pencaharian dan lingkungan. Selain itu menggambarkan faktor penarik dan pendorong sistem pangan – perubahan iklim dan lingkungan, globalisasi dan perdagangan, meningkatnya pendapatan dan distribusi, urbanisasi, pertumbuhan populasi dan migrasi, politik dan kepemimpinan, dan konteks sosial budaya.

Indikator dan Sumbernya

DSPI menyertakan lebih dari 30 indikator yang dipetakan di sepanjang kerangka. Kami mengidentifikasi indikator dengan data yang diterbitkan dan berkualitas tinggi di semua area dan pada tingkat pendapatan jika tersedia. Indikator dari laporan yang diterbitkan dan publikasi seperti informasi yang lebih banyak mengenai indikator dapat ditemukan pada metadata. Metadata menyertakan sumber indikator, definisi, relevansinya dengan sistem pangan dan mengapa disertakan pada DSPI, kalkulasi yang dibuat, bagaimana memperlakukan nilai yang hilang, dan informasi tambahan yang relevan. Metadata ini bertujuan untuk menyajikan pemahaman lengkap akan indikator dan kepentingannya.

Mengidentifikasi 42 tindakan

RINGKASAN MENGENAI METODE KAMI

Langkah awal untuk mengidentifikasi Tindakan adalah pengkajian ulang laporan ahli internasional mengenai sistem pangan dengan rekomendasi detail mengenai orientasi sistem pangan menuju pola makan yang lebih sehat. Sejumlah kriteria inklusif diaplikasikan untuk memilih laporan, 8 kriteria dipilih dari 45. Daftar dari semua aksi yang direkomendasikan, dicatat secara rinci. Tindakan yang bisa berdampak akan direkomendasikan untuk menguji apakah dapat memiliki dampak terhadap ketersediaan, daya beli, dan penerimaan pangan. Tindakan akan ditulis ulang bila diperlukan sehingga cara khusus yang dapat mewujudkan pola makan yang lebih sehat bisa terkomunikasikan dengan jelas. Akan ada 42 kriteria dengan potensi untuk memperbaiki pola makan jika diimplementasikan sepenuhnya.

METODE YANG LEBIH RINCI

Langkah 1. Mengidentifikasi Laporan Ahli Berbasis Fakta.

Langkah pertama adalah mengidentifikasi laporan ahli berbasis fakta dengan rekomendasi yang dijelaskan sangat jelas untuk mereorientasi sistem pangan menjadi pola makan yang lebih sehat. Daftar laporan yang relevan disiapkan untuk melengkapi hasil penelitian yang sudah diketahui oleh tim penelitian dan kemudian dikaji ulang lebih rinci dilengkapi dengan kompilasi tambahan dan pencarian pada situs yang relevan. Hasilnya adalah daftar yang berisi 45 laporan relevan yang semuanya diterbitkan sejak 2013.

Setiap laporan dikaji ulang berdasarkan empat kriteria untuk inklusi (1) penyepakatan secara jelas bagaimana sistem pangan dapat direorientasi menjadi pola makan yang lebih sehat (2) membuat rekomendasi kebijakan dan aktivitas detail mengenai bagaimana mereorientasi sistem pangan menjadi pola makan yang lebih sehat (3) menyajikan fakta mengenai topik yang dikaji ulang dengan referensi untuk studi riset, dan (4) indikasi kaji ulang – yang dilakukan oleh sesama pakar.

Rekomendasi harus berorientasi pada tindakan dan spesifik – pemahaman yang tidak dilengkapi oleh tindakan spesifik tidak akan disertakan (contoh “mengaitkan kebijakan dengan dampak kesehatan atau perbaikan kebijakan yang ilmiah”). Laporan yang mereferensikan nutrisi, tetapi hanya menyertakan rekomendasi generik mengenai ketangguhan pangan (contoh menghasilkan lebih banyak makanan atau meningkatkan pendapatan di pedesaan) daripada secara spesifik meningkatkan pola makan tidak dapat dimasukkan. Laporan berfokus kepada pangan dan lingkungan menjadi pengecualian karena rekomendasi dibutuhkan terutama berkaitan dengan (1) perubahan perilaku konsumen untuk meningkatkan keberlanjutan lingkungan (contoh perubahan permintaan akan daging untuk menghadapi perubahan iklim) dan/atau (2) perubahan metode produksi pertanian untuk memperbaiki lingkungan (contoh metode pertanian yang berbeda). Dari daftar asli yang terdiri dari 45 laporan, delapan memenuhi semua kriteria.

Langkah 2. Merumuskan Tindakan.

Laporan dikaji ulang secara terperinci untuk mengidentifikasi Tindakan yang direkomendasikan yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan, daya beli, daya tarik, dan kualitas nutrisi. Rekomendasi dengan cara yang tidak jelas mengenai ketersediaan, daya beli, dll tidak akan disertakan. Contoh, sejumlah laporan membuat rekomendasi mengenai menurunnya jumlah antibiotik yang digunakan pada hewan untuk melawan resistensi antimikroba. Ketika ini penting untuk meningkatkan kesehatan pada populasi secara menyeluruh, tidak terdapat cara yang jelas yang dimuat untuk bagaimana ini secara khusus meningkatkan ketersediaan, daya beli, makanan bergizi, dll. Hal sejenis, tindakan yang berfokus hanya kepada metode produksi yang berubah dengan cara yang tidak jelas dalam memberikan dampak tidak akan disertakan. Tindakan yang direkomendasikan dimasukkan ke dalam lembar kerja menggunakan Bahasa verbatim mengenai bagaimana mempresentasikannya pada laporan.

Langkah 3. Mengkombinasikan dan Mengkonsolidasikan Tindakan Serupa.

Banyak laporan merekomendasikan tindakan serupa, tetapi dengan detail berbeda mengenai implementasi yang efektif. Contoh, satu laporan merekomendasikan untuk mendonasikan lahan perkotaan untuk pertanian urban, laporan lain merekomendasikan untuk menyajikan program pelatihan dan pendanaan untuk wanita untuk bertani di lahan urban, sedangkan yang lain merekomendasikan untuk membangun pasar secara eksklusif untuk makanan yang ditanam di perkotaan. Detail yang bervariasi tersebut dikombinasikan untuk menjadi aksi yang lebih komprehensif dalam melakukan pertanian urban melalui pendanaan, pelatihan, dan penyediaan pasokan. Untuk memastikan bahwa rekomendasi dikombinasikan dengan cara tertentu sehingga tidak kehilangan tujuan nya. Setiap rekomendasi akan diambil melalui keputusan bertahap untuk menentukan apakah rekomendasi tersebut merupakan bagian dari keseluruhan tujuan atau tidak. Jika ya, kemudian dikombinasikan menjadi tindakan yang lebih komprehensif. Jika tidak, maka disertakan pada tindakannya sendiri. Efek dari proses ini adalah untuk menghasilkan daftar tindakan yang spesifik dan cukup luas untuk memiliki dampak. Hasil akhir dari proses ini adalah daftar yang terdiri dari 42 tindakan.

Langkah 4. Mengklarifikasi dan menyaring lebih jauh tindakan menurut jalurnya untuk memberikan dampak.

Dari 42 tindakan kemudian dicek melalui sebuah cara untuk memastikan dampaknya terhadap ketersediaan, daya beli, adalah jelas. Langkah untuk mewujudkan dampak akan dituliskan pada setiap tindakan mengenai bagaimana tindakan tersebut diharapkan untuk memberikan dampak pada (1) rantai pasokan, (2) ekosistem pangan, (3) perilaku individu, dan (4) konsumsi. Narasi tindakan kemudian diklarifikasi lebih jauh dan disaring untuk memastikan bahwa komunikasinya cukup jelas mengenai cara spesifik dimana tindakan tersebut dapat membawa dampak terjadinya pola makan yang lebih sehat.

Langkah ke-5. Mengaitkan Tindakan dengan Kebijakan dan Intervensi Terkait, Berupa Undang-Undang oleh Pemerintah Indonesia.

Pemetaan dilakukan dimana undang-undang, program, kebijakan skala nasional disamakan dengan 42 tindakan yang diidentifikasi sebelumnya. Untuk setiap tindakan, kotak pop-up akan menunjukkan kebijakan, program, dan undang-undang yang relevan yang tersedia dan dapat diakses.

~